Sisi Lain (EPISODE 3)

EPISODE 3


"Nggak punya tujuan ya ke Jakarta?" Greta duduk disebelah Naira. 

"Punya, tapi aku gapunya tempat tinggal dan sanak keluarga di Jakarta." 
dengan wajah muram.

"Apa tujuanmu?  Hadeh nekat banget sih. Kita ngobrolnya diwarung ibuku aja yuk", Greta bangkit dan mengulurkan tangannya. 
Greta anak tunggal, Ibu dan ayahnya memiliki warung nasi diterminal. 

Sesampai di warung nasi.  "Mah oh mamah" Greta melepaskan genggaman tangannya dan mencari Ibunya kesudut-sudut ruangan tersebut.
 
"Apa Taa? Ini warung bukan hutan", Ibu Greta menghampiri anak semata wayangnya dengan wajah bertanya-tanya siapakah gadis disamping putrinya. Seolah mengetahui apa yang di pikirkan ibunya, Greta pun menjelaskan siapa gadis yang dibawanya. Dan Naira menceritakan kenapa dia ke Jakarta dan tidak ada siapapun di Jakarta sambil makan siang diwarung. 

Akhirnya Ibunda Greta menyuruh Naira untuk tinggal bersamanya selama 3 bulan sampai Naira mendapatkan pekerjaan. Greta pun pulang ke rumahnya dengan Naira, agar Naira dapat istirahat juga. Sampai dirumah, dengan ukuran rumah yang tidak begitu luas, hanya ada :

- 2 kamar utama yang tidak besar
- Ruang tamu dan ruang keluarga yang menjadi satu. 
- Dapur yang sederhana. 
- Dinding tembok beton. 
- Atap rumah yang layaknya atap pada umumnya. 

Naira menatap sekeliling, dia merasa beruntung dan sangat beruntung. 
"Greta, kenapa kamu mau menolongku?" menatap mata Greta.
"Ingin saja".
 Tersenyum simpul.

"Terkadang berbuat baik gak perlu pakai alasan kan? Kita bisa berbuat baik pada siapa saja, dan itu mengasikan bukan !!. Tapi wasapada juga perlu. Namun, menurut aku,  kalau hati aku bilang,perlu ditolong. Ya aku langsung tolong. Walaupun aku tahu, aku belum mampu" senyum manisnya melebar.

Cantik paras mungkin indah dipandang. Namun, cantik hati sangat nyaman untuk tinggal (menetap). 
Naira menangis haru, Greta memeluk dan menenangkan Naira.

5 Manfaat Menakjubkan dari Berpelukan • Hello Sehat
google.com/pict
 
"Andai aku bertemu orang sepertimu dari dulu, mungkin aku bahagia" menyeka air matanya. 

"Jangan tunda bahagiamu, kamu berhak bahagia. Sekarang, esok dan selamanya" Greta memegang pundak Naira untuk menguatkannya. 
Greta menjelaskan tata tertib di istana kecilnya tersebut. Dan berbagi tempat tidur, lemari dan bahkan berbagi kasih sayang orang tua. Orang tua Greta sangat menyukai Naira.

-----

Seminggu sudah Naira tinggal, dia sangat membantu pekerjaan rumah dan warung. Bahkan, Naira sudah bisa melayani pelanggan diwarung dan lebih hebat daripada Greta. 
Hari itu, Naira dan Greta duduk depan warung. Mereka istirahat sejenak, karena hari itu banyak sekali pelanggan. 
"Nai, sebenarnya aku mau nanya sama kamu pas pertama ketemu. Tapi takut" (Sambil mengikat rambut panjangnya karena merasa gerah).

"Apa Ta?  Nanya aja kali-kali gapapa" (mengikuti Greta).

"Kenapa naik bus?  Kenapa gak kereta? " dengan wajah penasaran.
"Aku gak kepikiran kereta." Greta tak bisa menahan tawa nya. 

"Jangan diketawain dong, beneran deh aku gak kepikiran sama sekali"

"Kamu pasti cuma mikir, pokoknya ke Jakarta nyari kerja gitu doang ya? "
"Iya" Naira menunduk malu. 

"Pernah naik kereta?" (Tanya Greta ke Naira).
 
"Belum pernah" tersenyum malu. 
Greta beranjak dan berteriak, "Mamah, Naira belum pernah naik kereta, apakah kita akan pergi PP JKT-BGR agar Naira bisa memiliki pengalaman naik kereta?", dengan nada jail. Disambut tawa  oleh kedua orang tuanya. Naira pun menghampiri dengan wajah malunya. Terbesit rasa hangat dalam hatinya, dia sangat menyukai keluarga Greta. Karena keluarganya tidak seperti itu. 

--------

Hari-hari bahagia mereka lalui, hingga akhirnya kabar yang mereka nantikan datang. Panggilan interview di perusahaan swasta yang tidak begitu besar. Naira dan Greta bangun sangat pagi .
"Ta, liat rok spanku yang kemarin ku gantung belakang pintu?" (sambil mencari).

" Nggak, Nai.  Coba tanya Mamah" balas teriak.

" Mah, liat.... " belum sempat selesai ucapan tersebut, Ibu Greta langsung menuju tempat rok itu disimpan. Ditempat gosokan baju. Naira kaget. 

"Makasih, Mah" mencium pipi wanita tersebut.

Ibu Greta tersenyum dan menggeleng-geleng kepala. Melihat 2 gadis yang sedang buru-buru untuk mempersiapkan hari terbaik mereka.

---BERSAMBUNG--- 
(episode 3)

Penulis : "R"



Posting Komentar

0 Komentar

Postingan Unggulan