Langkah Pemerintah dan Kabar Terkini Kasus Covid-19


 

Ada berita baik dari Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan khusus buat kamu yang sedang isolasi mandiri (isoman) di rumah.


Kabarnya, ia akan bagi-bagi 300 ribu paket obat buat pasien isoman orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan yang kurang mampu. Paket obat ini enggak dipungut biaya sama sekali, lho, alias gratis. Nantinya, paket obat akan berisi obat demam, batuk, dan anosmia.


Inisiatif ini dilakukan karena grafik kasus harian terus merangkak naik. Per Minggu (11/07) saja, sebanyak 36.197 orang terinfeksi virus Corona setelah sehari sebelumnya bertambah 35.094 orang. Angka itu pun masih terus naik sampai 40.427 kasus harian baru per Senin (12/07).


Selain itu, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien Covid-19 juga sudah resmi penuh. Setidaknya menurut keterangan Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah.


Per Selasa (06/07), BOR di seluruh rumah sakit Pulau Jawa sudah mencapai 81-90 persen. Karena itulah, pasien OTG dan gejala ringan kini dianjurkan isoman di rumah saja. Tak jarang juga, karena BOR rumah sakit yang sudah hampir penuh, banyak juga pasien yang berpotensi bergejala berat terpaksa isoman di rumah.


Tak sedikit pula yang harus mencari tabung oksigen karena saturasi oksigen pasien terus menurun. Dengan keadaan seperti ini, tak heran jika banyak masyarakat yang rebutan oksigen hingga terjadi kelangkaan di masyarakat.


Keadaan darurat seharusnya bisa memberi ruang bagi manusia untuk saling membantu. Tapi, nyatanya masih banyak yang culas dengan memanfaatkan keputusasaan orang. Kamu hati-hati saja, ya, guys,  ketika membeli tabung oksigen. Soalnya, udah banyak korban yang kena tipu penjual abal-abal.


Tak hanya di masyarakat, krisis oksigen juga terjadi di sejumlah rumah sakit (RS). Kita enggak mau kan, kasus RSUP Dr. Sardjito (yang masih saja disangkal pemerintah) itu terjadi lagi? Masalahnya, itu enggak terjadi sekali saja, tapi juga terjadi di Jawa Tengah, seperti di Rembang dan Surakarta.


Krisis oksigen terjadi karena kebutuhan masyarakat enggak sejalan dengan stok yang ada. Kata Sekretaris Jenderal Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma, estimasi oksigen yang dibutuhkan setiap 100 ribu kasus adalah 524,2 ton.


Kalau dikalkulasi dengan 380.797 kasus aktif sekarang, maka kebutuhan oksigen sekitar 2.000-2.500 ton per harinya. Sementara menurut data nasional per 1 Juli 2021, kapasitas oksigen setiap harnya hanya berada pada kisaran 1.700 ton saja.


Ini karena dalam keadaan normal, produksi medis hanya menempati porsi 28 persen saja. Semnetara sisanya atau 72 persen buat kebutuhan industri. Makanya, Luhut meminta seluruh perusahaan agar produksi oksigen dialihkan 100 persen untuk penderita Covid-19.


Seperti Tanoto Foundation dan PT. RAPP dari April Group merespons dengan memenuhi kebutuhan 500 ton oksigen RS yang menangani pasien Covid-19. Ada juga Pupuk Indonesia Group (BUMN) sudah mengirimkan 96.73 ton oksigen ke rumah sakit di Jakarta, Jawa Tengah dan Yogyakarta.


PT. Aneka Gas Industri, anak perusahaan Samator Group sudah membelokkan 95 persen produksinya untuk kebutuhan medis. Kini, sebanyak 977,4 ton tiap harinya sudah disalurkan ke RS yang menangani pasien Covid-19. Luhut sendiri mengaku sudah mengimpor 40 ribu ton oksigen liquid buat jaga-jaga.


Di sisi lain, pemerintah juga dapat sumbangan 1.000 tabung oksigen dan 1 juta vaksin dari Sea Group, perusahaan induk Shopee. Tabung-tabung itu bakal diprioritaskan untuk tujuh provinsi di Jawa dan Bali, khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Tuh, sudah banyak upaya menjaga ketersediaan oksigen. Jangan bikin itu sia-sia dengan kamu yang lengah dan tak waspada. Tetap jaga diri baik-baik dan #JanganNungguGiliran.

 

*) Andara Rose

Sumber :Hallo@narasi.tv

Image

Posting Komentar

0 Komentar

Postingan Unggulan