a Night to Dismember (Semi Horror)

Jangan dibaca sendirian !!!


"Buuuurrrghhhh"

Tiba-tiba suara keras terdengar jelas dari dapur, seperti suara orang jatuh dari tangga kayu. Desi mencoba memberanikan diri membuka pintu kamarnya untuk memeriksa dapur kos tersebut. 
"Trekkk.kk..kkk"
suara pintu kamar semakin membawa Desi pada pikiran yang tidak-tidak. Maklum, pintu kamarnya sudah rusak dua minggu terakhir dan belum ada perbaikan dari pihak kos.

Baru satu kali gerakan membuka gagang pintu, Desi mengurungkan niatnya untuk ke dapur. Dia ingat sesuatu tentang cerita kos ini beberapa hari terakhir. Dia menoleh ke belakang, dilihatnya almari pakaian setinggi bahunya dengan cermin kecil berdiri tegap di dekat almari tersebut. 
Lalu dia meraih handphon-nya yang sedang di chas. 

"Astagfirullah jam 12 lewat 10 menit (lewat tengah malam)."

Alisnya yang tipis semakin jelas terlihat kala mengerutkan dahi dan seputaran mata. Perang untuk memberanikan diri keluar atau diam di kamar masih jadi perdebatan panjang di dalam hatinya. 
Akhirnya, gadis yang hobby volly ini pun memantapkan diri memastikan keadaan dapur. Kembali dia membuka pintu kamarnya. Dan sekarang sudah berdiri tepat di selasar dapur. Ada 2 pintu yang harus dibuka lagi, semacam pintu ayunan (pendulum/swinging doors) untuk bisa melihat tangga sisi kiri.

 Howdy partner. How's the UX of them there swinging saloon doors ...

"Buuuurrrghhhh"
suara jatuh terdengar lebih keras dari belakang dapur kali ini babarengan suara kucing mengeong keras. "Gila, jantung gua mau copot"

Tarikan nafas Desi terdengar sangat cepat sembari kedua tangan  mendekap di dada dan  mundur ke pojokan tembok. Desi sangat kaget, seperti kejutan tengah malam yang gak ada lucu-lucunya walau seunik apapun itu. "Ihhhh..Dasar kucing, ngagetin aja..." bisiknya sambil mengepalkan tangan menandakan dia kesal dan dibuat ketakutan.

Setelah itu, dia melanjutkan langkah untuk membuka kedua pintu berayun di depannya dengan hati-hati, bahkan lebih hati-hati daripada paskibra menyerahkan bendera ke presiden saat upacara 17-an hehhe. Eh lanjut, jadi gimana ceritanya aja ya?

------->>>>

Pelan-pelan Desi membuka pintu dapur dengan dorongan ringan, tiba-tiba saat mengarahkan pandangan ke sisi kiri melihat tangga dari atas ke bawah. Tergeletak sudah ........ !!!!!  apa kira-kira !!!!!

Tanda Tanya Pertanyaan - Gambar gratis di Pixabay


TERNYATA, ada sosok manusia tinggi, berambut panjang, kurus, dan berkaos putih betuliskan "Fans Bondan Prakoso Jateng". 
Dialah si Idah, temen satu kos yang kosnya di lantai 2. Kamar lantai atas dan satu-satunya yang ditempati Idah. Dia (Idah) udah nahan sakit dari tadi, tapi gak teriak minta tolong (karena jatuh dari tangga).

"Loe ngapain Dah, malem-malem  gini main plosostan di tangga". Ledek Desi yang sudah kepalang tanggung emosi gara-gara Idah. Sambil berkaca pinggang dan seakan mau menonjok Idah, GERAM..

"Gua pengin ambil minum Des, haus banget. Diatas panas, terus gua turun sambil main HAPE, karena lampu dapur agak redup terus gua kepleset. Alhasil kedebug gini kan, loe liat sendiri.."


"hahahahha, puas yah malem-malem bikin kaget orang. Udah jantung gua mau copot. Mata dah gak bisa tidur. Udah gua mau lanjut tidur lagi". Desi langsung kembali ke kamar buru-buru, seakan waktunya sia-sia karena keteledoran si Idah. 

"Des, bantuin ambil air donk buat gua?" 
Pinta Idah dengan malas..

"Au ahhh gelap, ambil diri.... " 
Balas Desi sembari menutup pintu kamarnya.

Dan selesai...
ini cerita nyata 2013 silam heheh


Jakarta, 14 April 2020
22:08


Lilis Setiani

Posting Komentar

0 Komentar

Postingan Unggulan